Kamis, 13 Februari 2014

PORTOFOLIO SENI BUDAYA KE DUA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas portofolio ke-2 seni budaya.
Penulisan Portofolio ini bertujuan untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat menambah nilai dan dapat berguna bagi kehidupan mendatang
Selama penyelesaian Portofolio ini berbagai pihak telah ikut membantu dengan penuh keikhlasan. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:
1.      Orang tua ku yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan portofolio ini
2.      Teman yang telah membantu menyelesaikan portofolio ini

Atas segala bantuan yang telah diberikan, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan mendapat keridho”an. Amiin.
Penulis menyadari bahwa Portofolio ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik yang berisifat membangun akan senang hati penulis terima.

Akhirnya penulis berharap semoga Portofolio  ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.


                                                                                                            Bengkulu,    Januari 2014

                                                                                                                         Penulis


DAFTAR ISI
                                                                                                                  Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………….
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………
ii
BAB  1 : SENI RUPA…………………………………………………………………………………………………………………….
1
1.1. Mengenal Jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah……………………………………………………………………………………………………………………
1
1.2. Berkreasi dalam Seni Rupa........................................................................................
2
1.3. Seni Rupa Terapan Daerah Setempat……………………………………………………………………..
2
1.4. Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi…………………………………………..
2
1.5. Seni Rupa Terapan Nusantara(1)……………………………………………………
2
1.6. Seni Rupa Terapan Nusantara(2)……………………………………………………
3
1.7. Seni Rupa Murni Daerah……………………………………………………………
4
1.8. Seni Lukis…………………………………………………………………………...
5
1.9. Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara……………………………………..
5
1.10 Patung…………………………………………………………………………………………………………………..
6
BAB 2 : SENI MUSIK……………………………………………………………………………………………………………………
7
2.1.Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat……………………….
7
2.2.Mengaransemen Lagu Daerah Setempat…………………………………………….
7
2.3.Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah…………………………………………
8
2.4. Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah…………………….
8
2.5.Lagu Nusantara………………………………………………………………………
8
2.6.Musik Tradisional Nusantara………………………………………………………...
8
2.7.Musik Asia…………………………………………………………………………...
9
2.8.Musik Nusantara dan Mancanegara………………………………………………….
10
2.9.Berkreasi Musik………………………………………………………………………………………………………
10
BAB 3 : SENI TARI………………………………………………………………………………………………………………………
11
3.1.Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat……………………………………...
11
3.2.Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat……………...
11
3.3.Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat…
11
3.4.Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok………………………...
12
3.5.Tari Tunggal Nusantara……………………………………………………………...
12
3.6.Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara…………………………………...
12
3.7.Seni Tari Mancanegara………………………………………………………………
13
3.8.Karya Tari Mancanegara…………………………………………………………………………………………
13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………
14

BAB 1
Seni Rupa

1.1   Mengenal jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

Seni adalah karya manusia yang mengandung keindahan. Seni rupa merupakan bagian dari seni yang mempunyai unsur kebudayaan. Sekilas mengenai pengertian seni dari beberapa tokoh :
·         Achdiat Kartamihardja berpendapat bahwa seni adalah aktivitas rohani manusia yang merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.
·         Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakan jiwa dan perasaan.
·         Thomas Munro berpendapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek- efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

Adapun  karya seni rupa yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai jenis sebagai berikut ini :
A.      Seni Lukis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Seni lukis terapan yang ada di Indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari Cirebon, seni lukis Sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali, dan seni lukis Papua.
B.      Seni Patung adalah karya seni yang dibuat dengan membentuk sebuah benda, yang biasanya terbuat dari batu, kayu , semen , dan bahan lainnya.
C.      Seni Relief, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses mengukir.
D.      Seni Kriya, yaitu karya seni yang cara pembuatannya dikerjakan langsung oleh tangan manusia.
E.       Seni Grafis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Teknik cetak yang biasa dipakai diantaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring  (sablon).
F.       Seni Keramik,yaitu karya seni yang dibuat dari bahan tanah liat atau lempung yang dibakar dengan suhu tertentu.
G.     Seni Desain, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses pembuatan suatu rencana.

Bentuk – bentuk karya seni rupa berdasarkan ukuran (dimensi) dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
A.      Seni Rupa Dua Dimensi (2D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, dan lebar berbentuk bidang, seperti lukisan, karikatur, batik, ilustrasi, dan grafis.
B.      Seni Rupa Tiga Dimensi (3D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi sehingga berbentuk bangun atau ruang(volume), seperti patung, bangunan (bangunan arsitektur), seni instalasi, dan keramik.
C.      Seni Relief, merupakan seni rupa yang berada diantara seni rupa dua dimensi dengan seni rupa tiga dimensi sehingga memiliki ketebalan. Contohnya, seni ukir Jepara, seni relief Candi Borobudur, dan seni relief Candi Prambanan.

Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut ini :
A.      Karya seni rupa murni, yaitu karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin.
B.      Karya seni rupa teraoan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari manusia.

Berikut ini beberapa ragam hias (motif) yang terdapat pada berbagai karya seni rupa tradisional Indonesia : Kawung, Tumpal, Swastika, Pilin, Meander, Flora.




1.2 Berkreasi dalam Seni Rupa
Berlatih kreasi dengan menciptakan berbagai benda ukuran tiga dimensi akan melatih kepekaan dalam mengungkapkan ekspresimu. Paul Cezane mengatakan “bila anda bisa menggambar silinder, lingkaran, dan kubus, maka anda bisa menggambar apa saja”. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan patokan dalam kegiatan menggambar benda, yaitu:
1.             Garis Linear
2.             Bentuk
3.             Nilai – nilai gelap terang
4.             Dimensi Ruang
1.3 Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Karya seni rupa terapan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia terbentuk karena adanya keanekaragaman etnis dan budaya bangsa ini. Setiap daerah memiliki cirri – cirri yang khas dan keunikan tersendiri. Beberapa karya seni rupa terapan daerah yang terdapat di Indonesia berupa berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, bambu, rotan, dan gerabah : Kerajinan bambu dari Tasikmalaya, kerajinan rotan dari Cirebon, kerajinan ukiran, dan gerabah.

1.4 Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Untuk melatih berekspresi karya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan menggambar bentuk yang menghadirkan benda sebagai model. Selain menggambar bentuk, membuat karya seni kriya hasik ciptaan sendiri dapta melatih ekspresi untuk merasakan dan membedakan karya seni rupa dua dimensi dengan karya seni rupa tiga dimensi.
1.5 Seni Rupa Terapan Nusantara(1)
Karya seni rupa dua dimensi Indonesia dengan deskripsi (uraian) berdasarkan proses berkarya menurut jenis, bentuk, teknik, media, fungsi, dan makna berkarya pada masa lampau, antara lain sebagai berikut :
1.             Seni Hias
Seni hias pada masa lampau, antara lain pada bentuk wayang, ragam hias dan kain sarung.
A.      Wayang
Bentuk wayang terbuat dari kulit binatang yang telah diolah dengan corak dekoratif. Fungsi wayang untuk hiburan. Makna karya wayang sebagai perwujudan kehidupan manusia dengan perwatakannya.
B.      Ragam Hias
Bahan untuk ragam hias dapat dibuat dari bambu dan kayu. Fungsi ragam hias sebagai penghias atau dekorasi rumah. Makna karyanya merupakan perwujudan alam kehidupan makhluk hidup.
C.      Kain Sarung
Motif hias pada kain sarung biasanya menggambarkan binatang dan bentuk tumbuhan yang distilir (digayakan). Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan penggunaan untuk kebesaran, pesta, atau busana harian. Makna hias ini adalah penggambaran karakter (sifat) alam binatang dan tumbuhan.
2.        Gambar di Gua dan Gambar Klasik
            Gambar- gambar pada masa lampau tidak dimaksudkan sebagai seni rupa murni untuk ekspresi pridai, tetapi cenderung ada fungsi ritual.

Pada masa baru, Gambar banyak dijumpai sebagai seni rupa terapan yang dimanfaatkan orang untukkeperluan tertentu. Jenis – jenis gambar, antara lain gambar sketsa, gambar ilustrasi, gambar proyeksi, dan gambar perspektif.

A.      Gambar Sketsa
Gambar sketsa adalah gambar awal atau gambar rencana dengan garis besar atau global, tidak lengkap. Fungsinya untuk penjelasan. Makna sketsa adalah sebuah tata dekorasi dalam ruangan (interior) tempat tidur.
B.      Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atau pengertian. Fungsinya sebagai hiburan (kreasi) lewat cerita rakyat. Makna karya  adalah menyampaikan penjelasan tentang peristiwa Perang Bubat pada sejarah Kerajaan Pajajarang (Jawa Barat).
C.      Gambar Proyeksi
Gambar proyeksi adalah gambar yang digunakan untuk menunjukkan benda – benda 3 dimensi yang setiap sisi benda ditampakkan dalam bidang gambar. Fungsi gambar untuk acuan dalam membangun rumah. Makna gambar menunjukkan tempat tinggal/permukiman.
D.      Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar untuk menampakkan kesan benda – benda memiliki besar/berisi/bervolume bidang gambar yang berwujud bidang datar. Fungsi gambar untuk menjelaskan bentuk rumah sebelum dibangun oleh pemborong bangunan. Makna gambar menunjukkan keindahan sebuah rumah sederhana untuk keluarga kecil yang nyaman untuk tempat tinggal.

Pada seni rupa masa baru, reklame banyak berperan dan dominan (menonjol) dalam kehidupan manusia. Macam – macam reklame, amtara lain :
1.       Iklan, yaitu reklame yang dipasang surat kabar atau majalah
2.       Slide, yaitu reklame dalam pemutaran film dengan proyektor sebelum film utama diputar
3.       Spanduk, yaitu bentuk reklame yang dibuat pada selembar kain panjang dan dipasang diatas jalan atau tempat – tempat stategis.
4.       Poster, yaitu gambar dan tulisan yang berisi pengumuman atau pemberitahuan, anjuran, ajakan, dan peringatan.
5.       Baliho, yaitu poster besar yang dipasang di tepi jalan, gedung bioskop, atau sekitar tempat umum yang bersifat sementara.
6.       Etiket, yaitu gambar dan tulisan yang terdapat pada kemasan barang – barang dagangan.
7.       Nameboard, yaitu reklame yang dibuat diatas papan kayu, logam, dan seng yang dipasang di depan perusahaan atau rumah.

Seni Grafika ialah seni cetak-mencetak dengan media klise (alat pencetak) berupa bidang dua dimensi atau sering disebut system cap (semacam stempel).
1.       Seni Grafika Cetak Mekanis
A.  Cetak tinggi, contohnya stempel dang cukil kayu (wood cut)
B.  Cetak datar, contohnya percetakan, offset, dan monoprint
C.  Cetak dalam, contohnya intaglio print dan etsa
D.  Cetak tembus/saring, contohnya stensil, sablon, dan printing kain
2.   Seni Grafika Kimiawi (chemis) adalah seni mencetak dengan klise film dan penyiaran dalam afduk ( pencetakannya), contohnya fotografi dan lightdruck.
3.    Seni Grafika secara Listik (electrostatic) adalah teknik pencetakan dengan mesin dan               menggunakan cahaya atau tenaga listrik, contohnya fotokopi dan cetak sinar laser.

1.6 Seni Rupa Terapan Nusantara(2)
Seni hias telah dikelan sejak masa prasejarah. Seni hias terus berkembang hingga mencapai puncaknya pada masa klasik. Berbagai seni hias, antara lain sebagai berikut :
1.       Kalmakara
Kalamakara biasanya terdapat pada relung pintu masuk candi. Bentuk kalamakara terdiri atas dua unsur : Kala adalah penggambaran kepala singa yang distilir (digayakan) secara teliti sedangkan, Makara adalah  binatang khayalan atau rekaan yang masih banyak penafsiran. Fungsi karya untuk pelengkap hiasan bangunan candi. Makna karya menggambarkan kekuatan dengan lambang singa dan supranatural (daya alam) dengan lambang rekaan.
2.       Kaligrafi
Motif hias zaman Madya (pertengahan) banyak terdapat di tempat – tempat, seperti masjid, makam, mimbar, dan lembaran kitab suci. Fungsi karya sebagai penghias atau pelengkap bangunan. Makna hiasan bernada filosofis dan jiwa agama.

Patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Bentuk patung – patung pada gambar tersebut adalah hasil kesenian masa lampau yang bercorak penuh distorsi (perubahan bentuk dengan penyederhanaan). Fungsi patung sebagai alat untuk upacara ritual. Makna karya adalah ungkapan pemujaan kepada roh nenek moyang dengan kepercayaan animisme.

Seni rupa masa prasejarah, lebih dikenal dengan zaman primitif, masih bersifat simbol– simbol untuk kepentingan ritual kepercayaan (religius) dan mengandung unsure magis. Pada umumnya, ciri-ciri seni bangun masa lampau mempunyai ciri, antara lain :           
1.       Seni masih awal, mendasar (elementer), kasar, dan tidak mempunyai banyak hiasan (ornamen)
2.       Seni merupakan bagian dari kepercayaan
3.       Perupa belum produktif, statis, dan banyak menggunakan symbol atau lambing

Karya seni rupa terapan tiga dimensi masa baru mulai memenuhi syarat dan unsur seni yang sebenarnya sehingga tampak lebih unik dan artistik. Beberapa contoh karya seni rupa baru, antara lain sebagai berikut :
1.       Seni Kriya
Disamping harus memenuhi syarat desain yang indah, hasil karya seni kriya harus memenuhi segi-segi praktis. Segi-segi praktis tersebut antara lain keamanan, kenyamanan, dan keluwesan.
2.       Seni Bangun
Seni bangun masa baru memiliki keindahan artistik pada bentuk-bentuk tiga dimensi. Seni bangun (arsitektur) kebanyakan sebagai seni terapan.
3.       Seni Dekorasi
Seni dekorasi pada masa baru ini berkembang selaras dengan kemajuan peradapan manusia. Fungsi dekorasi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan lingkungan rumah yang menyenangkan. Makna dekorasi yang disampaikan adalah kesegaran dan keindahan lingkungan.

1.7 Seni Rupa Murni Daerah
Seni rupa adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Kebutuhan hidup manusia dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (1) kebutuhan primer, yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang, dan papan (2) kebutuhan social, yang berkaitan dengan manusia yang lain dan (3) kebutuhan itegratif yang berkaitan dengan citarasa keindahan. Tema yang sering muncul dalam karya seni rupa adalah :
1.       Manusia dengan dirinya sendiri
2.       Hubungan manusia dengan manusia yang lain

3.       Hubungan manusia dengan alam sekitarnya
4.       Manusia dengan kegiatannya
5.       Manusia dengan alam benda
6.       Hubungan manusia dengan alam khayal

Gaya seni rupa murni yang ada di daerah lebih cenderung tradisional. Gaya seni rupa tradisional bersifat turun-temurun. Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua gaya, yaitu :
1.       Primitif
Prima yang berarti pokok atau hal yang mendasar (sederhana). Masyarakat yang berbudaya primitif memiliki karya seni rupa dengan ciri-ciri sederhana.
2.       Klasik
Klasik mengandung pengertian kuno atau zaman dahulu kala. Pada masa ini, karya seni rupa sudah mengalami perubahan gaya dari sederhana menjadi rumit dan ornamental.

1.8 Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua. Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang yang datar. Teknik melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis teknik melukis dapat menggunakan beberapa cara, yaitu :
1.       Aquarel
Teknik aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan bahan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus pandang (transparent).
2.       Plakat
Teknik plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya tampak pekat atau menutup.
3.       Spray
Teknik spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair yang disemprotkan dengan sprayer teknik ini sering digunakan untuk membuat reklame visual.
4.       Pointilis
Teknik pointilis atau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat gelap-terangnya gambar atau pencmapuran warna dengan membuat titik-titik.
5.       Tempra
Teknik tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.
1.9 Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Karya seni rupa murni banyak diproduksi oleh perupa di nusantara dan mancanegara. Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya nusantara. Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan.
Gaya/corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, Gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.       Tradisional
Seperti halnya karsa rupa nusantara karya seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradisional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitive dan klasik.
2.       Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :


1.       Representatif
Mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Yang tergolong representative antara lain Romantis (cerita kehidupan manusia atau binatang), Naturalis (sesuai dengan keadaan alam atau alami), Realisme ( sesuai dengan kenyataan hidup).
2.       Deformatif
Perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Yang tergolong deformatif antara lain Surealisme (Melebih-lebihkan kenyataan), Impressionisme (sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis), Ekspresionisme ( sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat melihat objek), Kubisme ( berupa bidang persegi atau bentuk dasarnya kubus).
3.       Nonrepresentatif (Abstraksionisme)
Abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali.Berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alami.
3.       Postmodern
Postmodern atau disingkan ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya posmo lebih bebas cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
1.10 Patung
Patung diartikan sebagai benda tiruan bentuk manusia atau binatang yang cara pembuatannya dipahat. Seni patung disebut juga plastic art atau seni plastic. Maksudnya, plastic mudah dibentuk sesuka hati. Pada zaman dahulu patung dibuat untuk kepentingan keagamaan. Patung-patung sekarang lebih bebas dan bervariasi. Secara umum fungsi seni patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung tersebut. Berdasarkan tujuan pembuatannya ada enam macam, yaitu :
1.       Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius.
2.       Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, atau peristiwa bersejarah.
3.       Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan.
4.       Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah lingkungan (taman atau ruangan).
5.       Patung seni, artinya patung yang diciptakan untuk dinikmati keindahan bentuknya.
6.       Patung kerajinan, yaitu patung hasil karya kerajinan
Di lihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga corak sebagai berikut :
1.       Corak imitatif (realis/representatif) merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, binatang, dan tumbuhan).
2.       Corak deformatif bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam.
3.       Corak nonfiguratif (abstrak) secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya (abstrak)

Jenis karya patung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1.       Patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada hingga keatas atau bagian kepala.
2.       Patung torso adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian badan, dari dada, pinggang, dan panggul.
3.       Patung lengkap maksudnya terdiri dari badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah, serta kepala.

BAB 2
Seni Musik

2.1 Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat
Memahami keanekaragaman jenis lagu daerah setempat berarti juga mengetahui kekayaan lagu-lagu nusantara. Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki budaya daerah di nusantara. Negara Indonesia terdi dari berbagai suku bangsa yang memiliki budaya daerah masing-masing. Hampir di seluruh daerah nusantara memiliki lagu daerah yang berakar pada budaya setempat. Dengan demikian, lagu daerah menjadi identitas masyarakatnya, bahkan hamper sama fungsinya dengan lagu kebangsaan. Berdasarkan sifat dan keberadaannya, lagu daerah dapat dibedakan menjadi lagu rakyat, lagu klasik, dan lagu daerah populer.
1.       Lagu Rakyat
Lagu rakyat merupakan lagu yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan sehingga menjadi milik bersama. Ciri-ciri umum lagu rakyat sebagai berikut :
·         Sederhana, lagu disajikan tidak terlalu panjang.
·         Memiliki tema tentang kehidupan dan pergaulan rakyat.
·         Meriah artinya memiliki irama yang riang, bersifat menghibur dan terkadang bersifat jenaka.
·         Bebas artinya tidak terikat pada aturan-aturan buku seperti klasik.
·         Dipopulerkan secara lisan dari mulut ke mulut.
2.       Lagu Klasik
Lagu klasik merupakan lagu daerah yang bersumber pada music tradisional. Lagu klasik biasanya berkembang di pusat-pusat pemerintahan. Ciri-ciri lagu klasik sebagai berikut :
·         Bersifat agung, artinya digunakan untuk mengiringi berbagai upacara kebesaran keraton, upacara keagamaan, dan upacara adat suatu daerah.
·         Dibuat atau diciptakan oleh seorang komponis atau pujangga istana.
·         Memiliki pola yang baku, seperti aturan notasi, syair, irama, dan tempo.
·         Dikembangkan secara tertulis.
·         Memiliki tema tentang sejarah kebesaran kerajaan, kepahlawanan para kesatria, dan ajaran moral suatu masyarakat.
3.       Lagu-Lagu Daerah Populer
Berbagai lagu daerah populer biasanya diiringi oleh alat musik modern, tetapi dapat juga diiringi oleh alat musik tradisional. Bahkan adakalanya lagu dipopulerkan diiringi oleh kolaborasi alat musik tradisional dengan alat musik modern.
Unsur-unsur music daerah adalah sebagai berikut :
1.       Nada adalah tinggi rendahnya bunyi dalam musik.
2.       Irama adalah ketukan yang teratur.
3.       Dinamik adalah keras lemahnya sebuah nada yang dinyanyikan.
4.       Tempo adalah cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan.

2.2 Mengaransemen Lagu Daerah Setempat
Sebuah lagu dapat dibawakan secara solo, dapat juga dibawakan secara duet, trio, kuartet, atau dibawakan dalam vokal grup, bahkan dalam bentuk paduan suara. Dalam mengaransemem lagu untuk paduan suara harus memerhatikan berbagai jenis vokal. Tujuannya supaya nada-nada yang digunakan sesuai dengan jangkauan (ambitus) nada penyayinya. Suara anak-anak hanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu suara tinggi dan suara rendah, sedangkan suara orang dewasa dibedakan menjadi enam macam, yaitu sopran, mezzo sopran, dan alto untuk perempuan serta tenor, bariton, bass untuk laki-laki.




2.3 Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah
Musik daerah sering juga dipahami sebagai musik etnis yang terdapat di seluruh Indonesia. Musik dianggap biasa memengaruhi hidup seseorang. Musik mampu memberikan semangat pada jiwa yang lelah. Musik dianggap tidak hanya sekadar bunyi-bunyian, tetapi lebih dari itu, musik memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan manusia. Fungsi musik secara umum adalah untuk sarana terapi kesehatan, untuk sarana peningkatan kesehatan, sarana refresing dan rekreasi, sarana motivasi. Sedangkan fungsi social budaya musik daerah adalah sarana upacara adat dan keagamaan, pengiring tari adat, media bermain, media penerangan dan komunikasi, iringan pertunjukan.

2.4   Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah
Sebuah pertunjukan music tentu menampilkan berbagai lagu hasil ciptaan seorang pencipta lagu. Mencipta dan mengaransemen sebuah lagu tentu tidak dilakukan dengan mudah. Mengaransemen lagu membutuhkan keahlian tersendiri. Untuk mengaransemen dan menyajikannya dalam sebuah pergelaran dibutuhkan beberapa langkah berikut :
1.       Memilih lagu yang sesuai dengan tema pergelaran.
2.       Lagu-lagu yang dipilih diaransemen dengan berbagai variasi, misalnya untuk aransemen bernyanyi solo, duet, trio, atau paduan suara.
3.       Mengaransemen lagu untuk penataan musik.
4.       Menyelaraskan aransemen lagu dan aransemen musik dalam latihan bersama.

2.5 Lagu Nusantara
Menngidentifikasi jenis lagu nusantara berarti memberikan cirri-ciri yang bersifat khusus, yaitu dengan melihat perbedaan alat-alat music yang dipergunakan serta unsur-unsur musiknya antara jenis lagu nusantara yang satu dengan lainnya. Lagu nusantara dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
1.       Lagu Daerah adalah lagu yang berasal dari tradisi masyarakat daerah setempat. Ciri-cirinya adalah Kalimatnya (syair) menggunakan bahasa daerah setempat, Melodinya sederhana, Isi lagu mengenai kehidupan masyarakat setempat.
2.       Lagu Perjuangan meliputi lagu wajib dan lagu nasional. Lagu perjuangan diciptakan mempunyai tujuan tertentu antara lain Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, Menanam sikap patriotik, Menanamkan sifat rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
3.       Lagu keroncong adalah lagu yang berasal dari portugis dan mendapat pengaruh lagu daerah. Ciri-cirinya adalah Biramanya 4/4, Syair lagu keroncong terdiri atas 7 kalimat, Diiringi musik ukulele.
4.       Lagu seriosa adalah lagu yang dinyanyikan dengan serius menggunakan teknik vokal tinggi.
5.       Lagu Populer adalah lagu yang terkenal pada suatu saat tertentu dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.
6.       Lagu Anak-Anak ditujukan kepada anak-anak dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut Syair lagunya sederhana dan pendek. Isi nya mengenai kehidupan anak-anak, Ambitus nada-nadanya pendek atau sempit.
7.       Lagu langgam Pada umumnya memiliki corak yang hamper sama dengan lagu keroncong.

2.6 Musik Tradisional Nusantara
Musik Tradisional nusantara merupakan sumber dari musik-musik yang ada di Indonesia. Musik tradisional ini diwariskan secara turun-temurun. Disetiap daerah di Indonesia memiliki music tradisional yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Musik tradisional nusantara dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1.       Musik Tradisional Aceh
Musik tradisional Aceh mendapat pengaruh dari agama islam, antara lain rebana, canangting, suling (bangsai), gambus, gendang, marwas, dan hareubab.
2.       Musik Tradisional Sumatra Utara (Batak)
Musik di daerah Batak mendapat pengaruh dari music gereja. Jenis musiknya disebut dengan musik gondang atau music tataganing.
3.       Musik Tradisional Nias
Musik tradisional Nias pada umum nya untuk mengiringi suatu cerita yang mendatangkan roh-roh dari alam gaib
4.       Musik Tradisional Sumatra Barat (Minangkabau)
Musik tradisional dari SumBar yang terkenal, yaitu talempong. Musik talempong Menggunakan alat musik campuran.
5.       Musik Tradisional Riau
Riau memiliki dua musik tradisional yaitu gambus dan orkes melayu.

2.7 Musik Asia
A. Musik Cina
Bangsa Cina memiliki kekayaan budaya musika yang telah tumbuh dan berkembang sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling jiahu, instrument music tertua didunia yang terbuat dari tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Musik Cina dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a.       Musik Tradisional
Musik tradisional Cina secara mayoritas mempergunakan bahasa Cina, meliputi nyanyian rakyat, nyayian bercerita, dan opera. Terdapat lebih dari 400 opera lokal dan 300 nyayian bercerita yang dipengaruhi oleh budaya local.
b.      Musik Modern
Pada Permulaan abad ke-19, pengaruh musik Eropa mulai masuk. Western Style Conversatories didirikan pada tahun 1920, dengan tujuan untuk melestarikan musik Cina dan musik Eropa.

Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonik.

B. Musik Jepang
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan semenanjung Korea, tetapi lama-kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri. Musik Jepang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :
a.       Musik Tradisional
Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyayian bekerja, dan pengiring tarian. Pertunjukan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater rakyat dan tarian rakyat merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.
b.      Musik Modern
Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Mutsuhito Meiji menjadi kaisar Jepang. Satu guru yang bertanggung jawab untuk mengenalkan gaya musik Eropa adalah Suzuki Shin’Ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang diadopsi dari sekolah musik di Amerika Serikat.

Tangga nada yang digunakan dalam bermain music adalah tangga nada pentatonik.



C. Musik India
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di India. Ragam musik India adalah sebagai berikut :

a.       Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastra, Suatu rusalah drama berbahasa Sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM.
b.      Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Disini tradisi tetap bertahan dan banyak orang terbebas dari pengaruh nyayian modern.

D. Musik Arab
Musik Arab diyakini telah sejak awal ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium (awal abad ke-4 – abad ke-6) dan nyayian religi dari daerah semenanjung Arab. Musik Arab memilikiciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai variasi.

2.8 Musik Nusantara dan Mancanegara
Dalam perkembangan sejarah musik, terdapat dua rumpun musik yang berbeda yaitu musik yang berasal dari barat dan dari timur. Masing-masing rumpun musik tersebut memiliki sistem nada yang berbeda. Musik barat menggunakan sistem nada-nada yang matematis/metris, Sedangkan musik timur menggunakan sistem nada yang amatematis/nonmetris.
Berdasarkan Sumber bunyi jenis musik terbagi menjadi dua, yaitu musik vokal dan musik instrumental. Berdasarkan proses atau dasar penciptaan di bagi menjadi dua, yaitu musik seni dan musik programatis. Berdasarkan Fungsi antara lain musik sakral atau religi dan musik sekuler atau musik duniawi.
Fungsi musik adalah sebagai berikut :
1.       Media Hiburan (Entertainment)
2.       Media Pengobatan (Therapy)
3.       Media Peningkatkan Kecerdasan (Intelegensi)
4.       Suasana Upacara Keagamaan
5.       Pengiring Tari/Dansa
2.9 Berkreasi Musik
Karya musik bersumber dari angan-angan dan perasaan seorang komponis, bukan merupakan tiruan (plagiat) dari sebuah komposisi musik lain. Menurut ragamnya, karya musik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.       Komposisi
Merupakan suatu bentuk karya musik yang tertulis sehingga bersifat abadi.
2.       Improvisasi
Merupakan ekspresi langsung dari angan-angan dan perasaan musikal seseorang pada saat mendengar atau bermain musik.
3.       Aransemen
Suatu kegiatan untuk mendapatkan kualitas karya yang lebih pada suatu karya musik.

Gagasan kreatif untuk menemukan karya musik yang bersifat universal. Artinya, karya musik tersebut tidak akan dipertentangkan baik dalam budaya musik nusantara maupun mancanegara. Sehingga, sangat banyak diperlukan kemampuan dasar music yang cukup untuk menciptakan suatu karya musik.


BAB 3
Seni Tari

3.1 Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat
Sebelum membahas berbagai jenis tari tunggal dari daerah setempat ada baiknya mengulas sedikit mengenai pengertia seni tari berdasarkan pendapat beberapa tokoh berikut ini:
·         Soedarsono, dalam bukunya, Djawa dan Bali di Indonesia (Gajah Mada Press, 1972), Menyatakan, “ tarian adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah”
·         Yulianti Parani Mengatakan, dalam bukunya Tari Pendidikan Pedoman Pengajaran Tari dalam Pendidikan Sekolah Dasar, bahwa tari adalah gerak-gerak ritmis  sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide tertentu.
·         Curt Sachs, dalam bukunya Wold History of the Dance (W.W.Norton & Company Inc, 1963) mengatakan bahwa tari adalah gerak ritmis.

Berdasarkan latar belakang kemunculannya seni tari di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.       Tari Daerah/Rakyat
Tari daerah merupakan tari-tarian yang lahir dari masyarakat sebagai lambing kegembiraan dan rasa suka cita.
2.       Tari Tradisional/Klasik
Tari tradisional merupakan tarian yang lahir dari dalam keratin (Jawa) ataupun dari kaum bangsawan.
3.       Tari Kreasi Baru (modern)
Tarian ini merupak jenis tarian yang tidak terikat oleh aturan-aturan tradisi ataupun daerah tertentu. Seluruh unsure diolah dengan konsep dan ide yang baru.

Berbagai fungsi tari tunggal daerah setempat adalah sebagai berikut :
1.       Sebagai sarana keagamaan
2.       Sebagai sarana upacara adat
3.       Sebagai sarana pergaulan
4.       Sebagai tontonan

3.2 Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat
Setiap daerah memiliki Gerak dasar tarian daerah masing-masing, tetapi  pada dasarnya setiap tarian mana pun memiliki gerak dasar yang hampir sama, yaitu gerak kaki, gerak tangan, gerak kepala, gerak badan, dan gerakan seluruh tubuh. Selain itu, dalam seni tari dikenal latihan gerak berirama. Latihan gerak berirama adalah pengungkapan gerak dalam ruang yang terkendali pengaturan waktunya. Hal yang juga penting diperhatikan dalam memeragakan sebuah tarian ialah pola lantai. Pola lantai berhubungan dengan perpindahan dan pergeseran posisi seorang penari.


3.3 Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat
Indonesia merupakan negeri yang kaya dengan berbagai budaya daerah. Begitupun dengan karya seni tari. Tidak hanya karya seni tari tunggal, karya seni tari kelompok atau berpasangan pun mewarnai keanekaragaman karya seniman bangsa ini. Jenis tarian berkelompok/berpasangan yang terdapat di Indonesia sebagian besar dijumpai pada tarian ritual. Beberapa contoh tarian ritual adalah tarian Magellu, Boneballa, Manganda, Babondesan, dan tari Pa’randing. Berbagai tarian/kelompok memiliki keunikan tesendiri dalam ragam gerak, kostum dan iringan musik yang digunakan.
3.4 Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok
Memeragakan suatu tarian daerah bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menirukan dan memeragakan sebuah tarian daerah diperlukan latihan yang sungguh-sunguh. Sebuah tarian yang diciptakan oleh seorang penata tari adalah hasil eksplorasi, baik yang berasal dari dalam diri piƱata tari maupun yang berasal dari luar penata tari. Dalam seni tari, seorang penari harus memahami beberapa hal yang berhubungan dengan penyajian sebuah tarian. Salah satunya adalah pola lantai. Pola lantai adalah garis atau garis-garis dilantai tari yang dibuat sebagai garis acuan kelompok penari. Pada umumnya ada dua garis dalam pola lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Untuk memeragakan tarian daerah setempat dan mempertunjukkan di depan kelas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu gerakan dan iringan musik, pola lantai, tata rias, dan tata busana.
3.5 Tari Tunggal Nusantara
Tari tunggal adalah suatu komposisi atau bentuk penyajian tari yang di ciptakan untuk satu orang penari. Tari tunggal dapat dibawakan oleh penari laki-laki atau perempuan saja. Dalam tari tunggal, seorang penari memerankan karakter atau tokoh. Oleh karena itu, penari tari tunggal dituntu untuk tampil matang dan terampil.
Tari Nusantara adalah tari-tarian yang lahir dan berakar dari budaya daerah Nusantara (Indonesia) atau disebut juga dengan tari Nusantara daerah. Tari Nusantara sesungguhnya berasal dari tari-tari etnik daerah.
Jenis-jenis tari tunggal Nusantara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1.       Tari Tradisional
Tari tunggal yang berasal dari tari tradisional terdapat disetiap daerah dengan versi yang berbeda. Tari tradisional diwariskan secara turun-temurun yang disesuaikan dengan kebutuhan tema masing-masing daerah.
2.       Tari Rakyat
Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Pada zaman penjajahan, perkembangan tari rakyat terjadi pada dua lingkungan, yaitu lingkungan istana dan lingkungan rakyat
3.       Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistic tinggi dan dijadikan tolak ukur bagi karya seni zaman kuno. Tari klasik bersifat langgeng (abadi) dan kekal (tetap atau tidak berubah).
4.       Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari gerak tari tradisional. Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari kreasi.

3.6 Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara
Tari berpasangan merupakan komposisi tari yang diperagakan oleh dua orang penari secara berpasangan.  Tari berpasangan sering juga dipertunjukan secara berkelompok. Sedangkan, Tari kelompok adalah tari yang dibawakan oleh tiga orang atau lebih saling mengisi. Tari kelompok memerlukan kerjasama yang kompak diantara para penari. Suatu tarian kelompok yang mengangkat cerita baik menggunakan dialog maupun tanpa dialog dinamakan drama tari.




3.7 Seni Tari Mancanegara
Gerak seni tari mancanegara juga dibedakan menjadi dua. Seni tari klasik didukung oleh para kaum bangsawa, terpelajar, dan kapitalis berirama lembut mengalun sehingga muncullah ragam gerak garis lengkung dengan tumpuan jari yang kuat. Sedangkan ragam gerak seni tari kerakyatan didukung oleh kaum buruh dan para pekerja biasanya berirama cepat, dinamis, dan romantis karena dilakukan di tempat terbuka.
Musik pengiring tari mancanegara berupa alat musik tradisional khas Negara tersebut atau alat musik modern. Beberapa contoh tari mancanegara adalah Odissi dari India, Buchaechum dari Korea, Sema dari Timur Tengah, dan Flamenco dari Spanyol.

3.8 Karya Tari Mancanegara
Karya tari mancanegara adalah jenis-jenis yang menyebar di seluruh dunia dan bervariasi sesuai dengan budayanya. Rancangan penciptaan Tari dimulai dari ide, tema, judul, bentuk penyajian music, waktu lamanya pementasan, rias dan busana, dan tempat pertunjukan. Menyiapkan pergelaran hasil karya berupa tari bentuk, kaset pengiring atau iringan music tari, deskripsi tari, dan lembar penilaian tari.























Daftar Pustaka
RM,Yoyok. Siswandi. 2007. Pendidikan Seni Budaya. Jakarta : Yudhistira.
Asih,Lestari.A,W Sukimin. B,C Malatu. Kusnadi. Sutandur,Edy. Y,Rima . 2012. Seni Budaya. Jakarta : Tiga Serangkai.
Guru Abdi Tim. 2007. Seni Budaya. Jakarta : Erlangga.